Pergerakan Nasional Di Indonesia
Pergerakan nasional di Indonesia tentunya tidak lepas dari
pengaruh ideology dari seluruh dunia yang masuk ke Indonesia semenjak politik
etis di berlakukan. Politik etis sendiri adalah politik balas budi yang
dilakukan belanda kepada Indonesia yang salah satunya memberi
peluang kepada sebagian kecil masyarakat Indonesia untuk memperoleh pendidikan
yang setara layaknya warga belanda yang tinggal di hindia belanda. Berikut saya
paparkan berbagai Organisasi Politik di Indonesia yang mewakili 4 ideology
dunia pada masa pergerakan nasional
1. SI- Sarekat Islam (Pan-Islamisme)
Sarikat Islam merupakan
organisasi massa pertama di Indonesia yang lahir tahun
1912 sebagai penjelmaan dari Sarikat Dagang Islam di
Surakarta.SDI dibentuk tahun 1911 diketuai H. Samanhudi dengan
dasar agama yaitu Islam dan ekonomi. SDI dimaksudkan untuk membela kepentingan
pedagang Indonesia dari ancaman pedagang Cina. Namun dalam kenyataannya kegiatan
SDI meluas. Atas prakarsa HOS. Cokroaminoto, nama SDI diubah menjadi
Sarekat Islam dengan maksud untuk memperluas anggota, tidak
terbatas pada pedagang melainkan terbuka bagi semua lapisan masyarakat
yang beragama Islam. Berdasarkan Akte Notaris 10 September 1912,
ditetapkan tujuan SI yaitu:
1) Memajukan perdagangan.
2) Membantu para anggotanya yang
mengalami kesulitan dalam bidang usaha modal.
3) Memajukan kehidupan rohani dan jasmani penduduk
pribumi.
4) Memajukan agama Islam.
Kongres
SI pertama dilakukan pada bulan Januari 1913 di Surabaya, dimana SI bukan
partai politik. HOS. Cokroaminoto dipilih sebagai ketua dan Surabaya sebagai
pusat kedudukan Sarekat Islam.
Dalam konggresnya di Solo
dinyatakan Sarekat Islam hanya terbuka untuk
bangsa Indonesia. Agar SI tetap menjadi organisasi rakyat,
dilakukan pembatasan terhadap masuknya pegawai negeri sebagai anggota.
Keanggotaan SI berkembang pesat. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di pihak
kolonial Belanda. Sehingga permohonan SI sebagai badan hukum ditolak
dan hanya diperbolehkan berdiri secara lokal. Dengan keadaan demikian, para
tokoh SI membentuk Cntral Sarikat Islam (CSI) yang berkedudukan di Surabaya.
Tugas CSI adalah membantu dan memajukan SI lokal serta mengadakan mengadakan
kerjasama antar SI lokal.
Dalam
perkembangannya SI meningkat pesat, namun pecah menjadi 2 yaitu:
1) Kelompok nasionalis religius
(golongan kanan) dikenal sebagai SI putih yang berpusat di Jogjakarta dan
dipimpin HOS. Cokroaminoto.
2) Kelompok ekonomis dogmatis
(golongan kiri) dikenal sebagai SI merah yang berpusat di Semarang
dan dipimpin Semaun dan Darsono.
2.PI-Perhimpunan Indonesia
(Demokrasi-Liberal)
Perhimpunan Indonesia semula bernama Indische
Vereneiging (1908). Kegiatan PI (1925) meliputi propaganda di Indonesia
dan luar negeri. Organisasi PI bersifat nasional demokratis dan
anti kolonial. Kegiatan organisasi PI adalah pernah mewakili Indonesia dalam
kegiatan Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial, Liga Demokrasi
Internasionl, Konggres Wanita Internasional dan berhubungan dengan Komunis
Internasional. Kegiatan ini dilakukan dalam kurun waktu 1926-1927.
Kegiatan Perhimpunan Indonesia di Eropa
dan pengaruhnya yang makin kuat mulai dicurigai Belanda.
Tuduhan akan mengadakan pemberontakan dijadikan dalih untuk
melakukan penggeledahan terhadap
pemimpin PI (Juni 1927). Empat pemimpinnya ditangkap dan diadili
kolonial yaitu M. Hatta, Nazir Datuk Pamuncak, Ali
Sastroamijoyo dan Abdul Majid Joyoadiningrat. Mereka tidak
terbukti dan dibebaskan, namun gerak geriknya diawasi dengan ketat.
Dalam kurun waktu yang sama, organisasi PKI berkembang pesat
dengan menyusup ke dalam SI. Setelah merasa cukup kuat, tahun 1926-1927
dilakukan gerakan pemberontakan di Jawa Barat,Jawa Tengah dan Sumatra.
Pemberontakan dapat dipadamkan dengan korban dalam jumlah besar. Hal ini
membawa kerugian besar bagi perkembangan pergerakan kebangsaan, dimana
dijadikan alasan colonial untuk bersikap keras.
3. PNI- Partai Nasional Indonesia
(Nasionalisme)
Dalam situasi demikian muncul PNI yang didirikan di Bandung
pada 4 Juli 1927. PNI bersikap anti kolonialisme dan non kooperasi, tetapi
berusaha menggalang persatuan dengan partai lain untuk mencapai cita-cita. PNI
mengadakan pembelaan terhadap pimpinan PI dan menyebarluaskan konsep
nasionalismenya. Usaha PNI: Membentuk PPPKI (Permufakatan
Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia) Federasi ini dibentuk
dalam konferensi 17-18 Desember 1927 di Bandung. PPPKI beranggotakan PNI, SI,
Budi Utomo, Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi, Indonesische
Studieclub dan Algemeene Studieclub. PPPKI berusaha mencapai:
a) Persamaan arah aksi
kebangsaan, memperkuatnya
dengan memperbaiki organisasi dan melakukan kerjasama dalam perjuangan.
b) Menghindarkan perselisihan
antar anggota yang hanya akan merugikan perjuangan.
Adapun perkembangan federasi PPPKI kurang pesat,
karena setiap organisasi berusaha mengedepankan ciri
dan sifat organisasinya. Sehingga secara perlahan lahan banyak
anggota yang meninggalkan federasi ini.
Kemajuan
yang dicapai organisasi pergerakan menimbulkan
kecemasan kalangan reaksioner Belanda di Indonesia. Isu PNI akan
mengadakan pemberontakan dijadikan dasar untuk penggeledahan dan penangkapan pemimpinnya (24
Des 1929). Terhadap peristiwa ini, kalangan pergerakan kebangsaan
melakukan protes. Para pimpinan PNI diadili dan dijatuhi hukuman penjara.
Soekarno melakukan pembelaan dengan pidato Indonesia Menggugat. Peristiwa ini
mengakibatkan banyak pimpinan PNI dipenjara. Sehingga atas inisiatif Mr.
Sartono, PNI dibubarkan pada 25 April 1931.
4.PKI-Partai Komunis Indonesia
(Komunisme)
Marxisme dibawa Sneevliet (Belanda) ke Indonesia. Pada 9 Mei
1914 di Semarang oleh Sneevliet, Brandsteder, Dekker dan Bersgma didirikan
Indische Social Democratische Vereneiging (ISDV). ISDV tidak mampu
menghimpun rakyat, sehingga dilakukan penyusupan ke SI dan berhasil
mempengaruhi massa SI (menjadi SI merah). Bulan Mei 1920 ISDV diubah menjadi
Partai Komunis Hindia dan pada bulan Desember 1920 diubah lagi menjadi Partai
Komunis Indonesia, dengan ketua Semaun. PKI mengadakan pemberontakan di
Jawa barat, Jawa tengah dan Jawa timur (1926) serta Sumatra
barat (1927). Pemberontakan dapat dipadamkan dan PKI dibubarkan
pemerintah kolonial Belanda.
Demikian, pengaruh yang sedemikian besar tersebut ternyata
juga mampu membawa Indonesia ke Kemerdekaannya. Setiap ideologi tentunya
memiliki kebaikan dan kejelekannya masing-masing. Tugas kita adalah menyaring
semua itu dan membawa Indonesia ke keadaan yang lebih baik.
SALAM PEMUDA ! SALAM MAHASISWA !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar