APM Picture

  • Replace This Text With Your Featured Post 1 Description.
  • Replace This Text With Your Featured Post 2 Description.
  • Replace This Text With Your Featured Post 3 Description.
  • Replace This Text With Your Featured Post 4 Description.

Rabu, 11 Desember 2013

Kamu (masih) satu-satunya.. [OneShot]

Assalamualaikum :)

+++

 Assalamualaikum :)

 +++

Sekelebat masalalu berputar bak sebuah Film dihadapanku, seolah menarikku kembali kemasa itu. Dulu aku jadi peran utama, dan sekarang aku seperti menyaksikan sebuah teater yang aku perankan sendiri. Setetes air mata jatuh disudut mataku, dan penyesalan itu datang menyesakkan dadaku. Yang mampu kubisikkan hanya sebuah kalimat,’Maaf,Aku menyesal’.  Apa kabar Kakak ?

Rio menghela nafas panjang, ini bukan yang pertama. Setumpuk catatan-catatan kecil ada dihadapannya, dadanya serasa ditekan. Diusap pelan wajah lelahnya, kenapa semuanya harus serumit ini. Kalau memang gadis itu mencintainya kenapa ia membuat semua ini begitu rumit, tak lelahkah hatinya ? Hatinya tersenyum perih ketika mengingat apa yang terjadi di masa lalunya juga –mungkin- masa lalu gadis….nya.

“Eng Maaf kak, boleh minta tolong?” Rio menoleh ketika disadari ada seseorang menyentuh lembut bahunya dan ia merasakan desiran aneh yang memang tak pernah dirasanya sebelumnya. Gadis itu itu tampak gelisah, terlihat dari raut wajahnya dan membuat hati Rio bergetar.
“Ya?”
“Aku boleh minta tolong tungguin aku dijemput gak kak?” Dengan wajah menunduk seraya menggigit pelan bibir tipisnya, gadis itu benar-benar menggemaskan dimata Rio.
“Kenapa emangnya?”
“Aku anak baru. Belum ada yang deket, takut.”
“Kenapa sama gue gak takut?”
“Eng.. gak tau juga, tapi kakak aku liat lagi main basket sendirian, tapi kakak boleh tetep lanjut main kok. Aku liatin kakak aja.”
“Oke.” Dan Rio berlalu sambil men-drible santai bolanya.

+++
Aku sayang kakak. Maaf kalau aku buat kakak kecewa, kakak bisa balik lagi kesini ? Aku berharap jadi rumah buat kakak, sejauh apapun kakak pergi kakak bakal tetap balik kesini. Ke hati aku. Sekali lagi, Maaf kak. Aku menyesal. Apa kabar My Hero ?
Tok Tok Tok
Bunyi ketukan pintu mengalihkan perhatiannya pada setumpuk kertas yang telah usang itu, dengan cepat dimasukkan kembali kertas-kertas itu kedalam laci samping tempat tidurnya. Lalu diliriknya jam dinding yang menggantung dan menunjukkan pukul 11 lebih 25 menit, yang berarti ini tengah malam dan bibirnya berdecak kesal. Siapa yang menganggu waktu istirahatnya.
“Hallo Yo, gue mau cerita nih.”Ucap Ray, sahabatnya yang langsung menyelonong masuk dan duduk diranjangnya ketika pintu baru saja dibuka. Rio menghela nafas, tidurnya akan tertunda dan ia tak bisa berbuat apapun.
“Hm. Cewek ?”
“He’eh. Gue dijodohin masa’, sama anak temen Nyokap. Gile aje, tahun gini masih main jodoh-jodohan.”
“Nyokap lo ngebet pengen punya cucu kali,”
“Iya sih, tapi ceweknya baik kok. Cantik lagi. kayaknya gak bakal susah jatuh cinta sama dia.”
“Terus maksud lo cerita ke gue?”
“Gak ada. Pengen aja. Ya udah deh. Gue tidur dulu yaw.”

Rio kembali termenung setelah Ray kembali kekamarnya, fikirannya kembali melayang pada masa-masa yang menurutnya memberikan kenangan yang paling indah juga paling menyakitkan. Gadis itu Hebat sekali dalam musik.

“Kakak bisa main apa?”
“Basket.”
“Maksud aku alat music tauk.”Rio tersenyum melihat ekspresi gadis itu, benar-benar apa adanya, benar-benar polos dan dengan semua itu menarik hati Rio dan menempatkannya disudut yang membuat Rio nyaman dan enggan untuk beranjak.
“Oh. Gitar. Kenapa?” Dan ucapan Rio mampu menarik seluruh perhatiannya, Gadis itu segera berlari entah kemana dan kembali dengan menenteng sebuah gitar akustik, dan Rio bisa menebak apa yang diinginkan gadis itu.
“Main dong kak. Aku mau denger.” Rio tak menjawab,namun tangannya terulur mengambil gitar dan memangkunya. Hati Rio berdebar kencang melihat senyum manis itu dan bersumpah, gadis itu benar-benar memikat hatinya. Alunan merdu dari suara Rio dan tanpa sadar bibirnya terus tersenyum melantunkan lagu penuh cinta itu, menyampaikan pada gadis dihadapannya kalau ia memujanya.
“Kamu bisa main apa?”
“Gitar dikit kak, aku lebihmahir piano kata papa. Tapi lagi belajar main drum. Hehehe.”
“Pengen semua nih?”
“Iya dong. Nanti kalo udah lulus sma, aku mau masuk sekolah musik dan wujudin cita-cita aku jadi musisi hebat. Kayak maestro deh.” Jawabnya penuh tekad dan senyum lebar diwajahnya, membuat Rio menangkat tangannya dan mengelus pelan puncak kepala gadis itu penuh sayang.
“Amin.”

+++
Kakak, apa kabar disana ? Baik kan ? Aku disini baik-baik aja kak, hehe mungkin kabar aku gak penting buat kakak. Eh iya, Disana lagi musim apa kak ? Disini lagi musim hujan kak. Kalo hujan, aku jadi inget kakak terus. Inget waktu kita hujan-hujan bareng waktu itu, dan kejadian itu benar-benar gak bisa aku lupain. Maaf ya kak, Aku lancang masih sayang sama kakak. Kak, Maaf ya. Aku menyesal.
Bibir Rio tersenyum tipis, kejadian itu juga tak pernah hilang diingatannya. Kejadian yang menjadi kehebohan disekolah dan entah mengapa Rio bangga pernah melakukan itu. Saat itu, menurut kabar Gadisnya –sekarang entah masih atau tidak-  dibully oleh anak seangkatannya yang baru diketahuinya setelah kejadian itu, kalau cewek tersebut suka padanya dan tidak suka pada gadisnya. Entah bagaimana caranya, gadisnya berdiri didepan tiang bendera padahal hari itu hujan deras, dan tak ingin beranjak dari sana.

“Yo, cewek lo dibully noh. Berdiri didepan tiang bendera.”Rio yang saat itu sedang duduk dikantin bersama beberapa temannya, langsung berdiri dan berlari kearah lapangan upacara bendera dan mendapati gadisnya berdiri sambil menggigil kedinginan. Dibuka dengan cepat jaket yang menempel ditubuhnya dan berlari menembus hujan, dan memayungi –setengah memeluk- gadis itu dan membawanya keluar lapangan, memakaikan jaketnya pada gadis itu karna seragamnya yang tipis akan membuat gadis itu masuk angin.
“Kamu apa-apaan sih, kan tau hujan. Ngapain berdiri disitu?”Tanya Rio setengah kesal,sambil menggosok pelan kedua lengan gadisnya.
“Kalo aku gak lakuin itu, mereka bakal ganggu kakak. Bakal buka rahasia kakak.”
“Rahasia apaan sih? Sampai kamu bela-belaan sampe begini?”
“Kakak sama kak Iyel…”Rio memeluk tubuh mungil itu menyurutkan suara itu kembali dan yang dirasakannya hanya kehangatan. Setelah melepas pelukannya, Rio memegang kedua pipi pucat itu, mengelusnya pelan.
“Apapun nanti yang mereka lakuin ke kamu, kamu bilang ke aku. Biar aku yang hadepin mereka,Oke?”
“Tapi nanti aku..”
“Gak ada tapi-tapian. Kamu pacar aku, kamu tanggung jawab aku. Janji sama aku?”
“Iya. Aku janji. Maaf kak, ngerepotin kakak.”

Selamat Pagi My Hero, apa kabar dirimu disana ? Aku harap baik-baik aja. Hehe. Kak, disini hujan lagi nih. Aku jadi inget kakak lagi. Inget waktu kita dihalte gak kak ? Aku bener-bener gak nyangka kakak ngelakuin itu. Makasih ya kak, udah jadi bagian dalam hidup ku dan pemilik hatiku. Sampai sekarang masih kak, masih seger diingatanku. Kak, masih sama, Aku minta maaf. Aku menyesal.

“Hei. Ngapain disini?”Tanya Rio menepuk pelan pundak gadis itu, sudah 3 bulan sejak pertama kali mereka ketemu dan mereka semakin dekat.
“Hehe. Nyariin kakak, aku sangka tadi kakak lagi main. Pengen liat, udah lama gak liat kakak main.”
“Hahaha. Udah sore banget, jadi gue gak main. Lagian bentar lagi hujan. Pulang yuk?”Gadis itu tampak kecewa terlihat dari ekspresinya namun akhirnya ikut berjalan juga disamping Rio.
“Dijemput apa mau bareng?”
“Bareng aja kak.”
“Naik bus loh.”
“Iya gak apa-apa. Boleh kan?” Rio hanya mengangguk sambil bersenandung pelan, dan gadis disampingnya hanya menunduk menikmati langkahnya. Tiba-tiba Hujan langsung datang dan mengguyur keduanya, dan dengan cepat Rio melepaskan jaketnya, menarik gadis itu mendekat dan memayungi mereka berdua.
“Hujan kan. Kita nunggu dihalte bentar ya, soalnya kalo hujan gini bus jarang lewat. Gak apa-apa kan?”tanya Rio dan terasa begitu dekat dengan gadis itu dan jantung keduanya berdebar kencang.
Ternyata disana tak ada siapapun, juga karna sudah pukul 5 sore wajar kalau halte itu sudah jarang dari orang-orang yang beraktivitas apalagi pelajar. Keduanya memutuskan untuk duduk disana. Gadis itu menggigil kedinginan dan Rio menangkap itu. Dipasangkan jaket putih itu pada tubuh mungilnya, dan digenggam erat kedua tangan yang memutih itu.
“Masih dingin?” Gadis itu hanya menggeleng sambil menggenggam balik kedua tangan kokoh Rio dan membuat bibir tipis Rio tertarik. Lama-lama hujan semakin deras dan tak ada yang bersuara diantara keduanya, hanya musik dari rintikan suara hujan yang jatuh pada atap halte, mengalir dan kembali jatuh pada jalanan. Sampai kata-kata itu terungkap dengan lembut dari keduanya.
“Aku sayang kamu.”Ucap Rio, gadis itu mendongak dan menatap Rio nanar dan Rio sama sekali tak membalasnya, pandangannya hanya menatap lurus kejalanan namun genggaman tangannya semakin erat.”Gak tau kenapa. Aku selalu mikirin kamu secara gak sadar, gak tau dari kapan juga. Mungkin dari pertama kamu minta tungguin jemputan atau lebih tepatnya kamu nonton aku main basket. Haha.” Tak ada balasan, karna tak ada pertanyaan. Yang terungkap hanya pernyataan.
“Kamu sayang aku?”Gadis itu mengangguk pelan lalu menunduk. Dan itu benar-benar membuat dada Rio lega.”Akujadi pacar kamu boleh?”Lagi-lagi gadis itu hanya mengangguk, dan membuat Rio gemas dilepakan genggaman dikedua tangannya dan beralih pada wajahnya.”Liat aku dan katakana kalo kamu mau.”Gadis itu mengangkat wajahnya dan menatap Rio lembut.
“Iya. Aku sayang kakak. Aku mau kakak jadi pacar aku.”

+++
Aku mungkin banyak salah. Aku mungkin gak peka sama perasaan kakak, tapi aku sayang sama kakak. Kakak tau, kakak yang pertama dan masih jadi yang pertama dan gak ada seorangpun yang menggantikan kakak disini. Dihati ini. Dan aku gak mau memberikan posisi itu untuk orang lain, aku mau yang memilikinya tetap kakak. Kakak Apa kabar ?

Drrrrtt Drrrrtt
Getaran handphone membuat fikiran Rio kembali teralihkan, diraihnya benda mungil dengan sejuta kecanggihan itu dan ada sebuah pesan masuk.

From : Ray Prasetya
Besok temenin gue ke Caffe Paradise  ya. Harus.
Sorry ganggu tidur lo bapak Direktur.

Rio merengut kesal, mengapa tidak tadi saja cowok itu berkata padanya. Dasar Ray, rutuknya dalam hati. Caffe Paradise membuatnya fikirannya kembali melayang jauh, disana tempat terakhirnya bersama gadis itu. Tempat semuanya bubar begitu saja, memang tak pernah ada kata putus. Namun entah bagaimana, Rio meninggalkannya tanpa alasan yang jelas. Mungkin jelas, cemburu. Yah, cemburu. Rio cemburu dan meninggalkan gadis itu begitu saja.

“Dia siapa?”Tanya Rio dingin menatap tajam pada gadis itu.
“Bukan siapa-siapa. Cuman temen dikelas aku kak. Gak ada apa-apa.”
“Lalu kenapa Foto itu terlihat begitu mesra?”
“Yaampun. Kak, aku dapet tugas tampil diacara ulang tahun Jurusan aku. Dan dia juga, kita disuruh duet.”
“Kenapa kamu gak nolak?”
“Nolak ? Kak, itu cuman sekedar duet biasa.”
“Kenapa pake pegangan tangan ?”
“Itu skenario Kak Rio. Plis percaya sama aku.”
“Gimana aku bisa percaya kalo foto itu jelasin semuanya kalo kamu selingkuh.”
“Aku gak selingkuh!”
“Haha. Pegangan tangan sama cowok lain, kenapa gak pake pelukan sekalian hah?”
“Terserah. Aku capek. Aku gak semurah itu. Aku bukan cewek murahan. Apa pernah aku sama cowok lain selain kakak ? Sedangkan kakak, jalan sama cewek lain aku pernah marah?”
“Mereka cuman temen.”
“Gitu juga dia. Kak, plis. Kita udah hampi 4 tahun dan kakak gak percaya aku? Kemana Kak Rio yanglemah lembut dan penyayang? Kakak udah mau wisuda, dan bakal pergi jauh. Plis, jangan buat semuanya memburuk kak. Aku gak mau kita pisah.”
“Justru karna aku gak mau kita pisah, ini Beda. Kamu pegangan tangan sama cowok lain. Apa pernah aku pegangan tangan sama cewek lain?”
“Terserah kak. Aku capek.”Gadis itu terdiam dengan nafas terengah-engah, menelungkupkan wajahnya pada meja tempat mereka makan –walau sebenarnya makanan itu belum disentuh sama sekali.
“Oke. Terserah.”Rio beranjak dan meninggalkan gadisnya. Benar-benar meninggalkannya.

+++
Selamat Malam My Hero,My Piano,My Guitar. Apa kabar ? Aku doain kakak baik-baik aja ya. Kak, mungkin ini yang terakhir dari aku. Aku udah gak bisa lagi kak, bukan hati aku yang mau berhenti, tapi keadaan mengharuskan aku buat berhenti. Kakak hanya perlu tau, aku masih sayang kakak. Disini masih punya kakak. Kak, Maaf kesalahanku yang dulu. Aku menyesal buat semuanya hancur seperti ini, namun aku sadar waktu gak akan pernah bisa berputar. Maaf, Aku sayang kakak.

“Yo, udah?”tanya Ray yang muncul dibalik pintu kamarnya. Rio mengangguk dan berjalan keluar kamarnya dan menyusul Ray kemobilnya,dan mengikuti Ray yang mengajak-atau lebih tepatnya memaksa-nya untuk ikutnya cowok itu yang katanya akan bertemu entah dengan siapa. Sepanjang perjalanan mereka hanya diam, Rio sibuk memperhatikan jalan yang selalu macet dan memunculkan pengamen-pengamen kecil yang membawa ingatannya kembali pada gadisnya dimasa lalu, gadis itu luar biasa baik hati. Kaya namun sederhana, punya segalanya namun rendah hati dan gadis itu suka sekali dengan anak kecil.
“Yuk.”Ajak Ray mengingatkan Rio bahwa mereka telah sampai di Caffe tempat mereka akan makan siang. Rio mengangguk lantas mengikuti Ray melangkah pada meja yang sepertinya memang telah di-booking­-nya.”Makan apa lo?”
“Apa aja, Gue toilet bentar ya. Lo pesenin gue kayak biasa aja.”Dan cowok itu beranjak menjauh entah mau ngapain. Ketika ia balik telah ada seseorang yang duduk bersama Ray, Perempuan berambut panjang hitam sedikit bergelombang yang tak dikenalnya karna perempuan tersebut membelakanginya. Rio langsung saja duduk disamping gadis itu tanpa menoleh dan langsung meminum minuman yang ada dihadapannya.
“Yo, kenalin….”Ucapan Ray terhenti berganti dengan suara lirih yang membekukan Rio ditempatnya.
“Kak…Rio…”Rio terdiam, syaratnya serasa berhenti namun jantungnya berdetak dengan cepat lebih dari gendering perang, diputarnya arah badannya kearah gadis yang duduk disampingnya. Dan gadis itu sama dengan yang ada difikirannya. Gadis pemilik hatinya dimasa lalu dan sampai saat itu. Gadis yang selalu mengiriminya surat yang hanya berisi pesan pendek padahal jaraknya jauh dari Jakarta-London. Gadis dengan segala kesederhanaannya mampu meluluhlantakkan hati Rio. Gadis yang begitu polos namun memberikan sejuta warna dikehidupannya. Gadis itu gadis masa lalunya, Gadis itu Ratu dihatinya. Air mata bergulir pelan disudut matanya dan menjadi aliran anak sungai dikedua pipinya.
“I…If..Ify..”

+++
Ify, mungkin aku yang egois. Mungkin aku yang salah. Maafin aku Fy, aku masih tetap Rio yang dulu. Aku masih sama. Akupun begitu Fy, aku masih sangat sayang kamu. Kamu [masih] satu-satunya. Kalau bisa, aku akan kembali pulang Fy. Dan Rumahnya kamu. Aku sayang kamu.
+++

Hallo. Saya Yeyen Pratiwi.

Wassalamualaikum :)

Tidak ada komentar: